JUTPI Phase 3, Rencana Induk Mutakhir Koneksi Jabodetabek

JUTPI Phase 3 hadir untuk memperkuat kapasitas perencanaan angkutan umum dan implementasi pengembangan kawasan berorientasi transit di Jabodetabek.

Oleh Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany

19 Nov 2024 15:58 WIB · Metro

JAKARTA, KOMPAS — Forum Diskusi Transportasi Jakarta dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 mengembangkan peta acuan rencana induk transportasi Jabodetabekpunjur 2045. Peta rancangan jaringan perkeretaapian ini mempromosikan pengembangan perkotaan berbasis sistem angkutan umum.

Peta acuan tersebut diperkenalkan pada Sabtu (16/11/2024), sebagai bagian dari Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI Phase 3). Salah satu program kerja sama teknis Indonesia dan Jepang untuk memperkuat kapasitas perencanaan angkutan umum dan implementasi pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) di Jabodetabek sejak April 2022 hingga Juni 2025 nanti.

Banyak warga atau komuter antusias dengan adanya peta acuan ini. Dominan karena selama ini mereka sulit mengakses transportasi perkotaan akibat timpangnya pengembangan antara Jakarta dan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.

Warga menyambut antusias adanya JUTPI. Salah satunya Oktavia (26), warga Kranggan, Kota Bekasi, yang akan mempunyai banyak pilihan untuk bepergian jika nanti ada LRT Jabodebek dari Depok ke Cileungsi, seperti dalam peta acuan tersebut. LRT Depok-Cileungsi ini melewati stasiun LRT Harjamukti. Kemudian, terus ke Transyogi hingga Cileungsi.

”Selama ini andalkan Jaklingko (mikrotrans). Tapi, naik ojol dulu ke Cilangkap. Tunggu 10 menit, terus ke arah PGC,” kata Oktavia, Selasa (19/11/2024). 

Terkadang, ia juga naik LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti. Mikrotrans dan LRT jadi pilihan karena sulit mengakses angkutan umum dari Kranggan ke Stasiun Bekasi.

Penumpang LRT Jabodebek turun di Stasiun LRT Jatibening Baru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/8/2024). PT Kereta Api Indonesia menambah jam operasional Lintas Rel Terpadu atau LRT Jabodebek pada jam kerja, dari yang sebelumnya 350 menjadi 358 perjalanan. Perpanjangan ini disertai dengan pengoperasian sistem pendeteksi kepadatan. KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS) 30-8-2024
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Penumpang LRT Jabodebek turun di Stasiun LRT Jatibening Baru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/8/2024). PT Kereta Api Indonesia menambah jam operasional Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek pada jam kerja, dari yang sebelumnya 350 menjadi 358 perjalanan. Perpanjangan ini disertai dengan pengoperasian sistem pendeteksi kepadatan.

Diky Prasetya (29) mengalami hal kurang lebih sama. Ia selalu berganti moda antara kendaraan pribadi dan angkutan umum dari rumahnya di Cikupa, Kabupaten Tangerang, ke Jakarta.

Pilihan angkutan umumnya bus arah Slipi, Tanah Abang, atau Blok M. Lantas berganti ke KRL atau naik ojek daring (online).

”Bus paling gampang. Kalau KRL kejauhan ke Tenjo atau Tigaraksa,” seloroh Diky.

Adanya MRT fase timur-barat atau Cikarang-Balaraja bakal memudahkan Diky bepergian ke Jakarta, termasuk berganti moda. Bahkan, dalam peta acuan ada LRT Jabodebek Depok Baru ke Bandara Soekarno-Hatta yang bersinggungan dengan MRT Cikarang-Balaraja di Kelapa Dua dan Kebon Nanas.

Dari Kebon Nanas ini jika JUTPI terwujud, ia bisa terhubung sampai UIN Ciputat. Lalu berganti moda ke MRT ke Jakarta.

Contoh di atas merupakan segelintir dari keseluruhan koneksi dalam peta acuan. Nantinya, warga Jabodetabekpunjur akan lebih mudah bermobilitas jika proyeknya terwujud.

Studi tim JUTPI Phase 3 dapat menjadi acuan rangkaian ’master plan’ baru untuk masa depan lebih baik.

Peta rancangan jaringan perkeretaapian Jabodetabekjur 2045. Peta hasil kerja sama Forum Diskusi Transportasi Jakarta dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 ini merupakan usulan pengembangan transportasi Jabodetabek ke depannya.
FORUM DISKUSI TRANSPORTASI JAKARTA/JABODETABEK URBAN TRANSPORTATION POLICY INTEGRATION PHASE 3
Peta rancangan jaringan perkeretaapian Jabodetabekjur 2045. Peta hasil kerja sama Forum Diskusi Transportasi Jakarta dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 ini merupakan usulan pengembangan transportasi Jabodetabek ke depannya.

Mobilitas perkotaan

Hal tersebut juga selaras dengan Statistik Komuter Jabodetabek 2023 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Terdapat 14,9 persen komuter dari 29,6 juta warga Jabodetabek, dengan kegiatan utama bekerja pada sektor jasa-jasa sebagai buruh atau karyawan atau pegawai.

Kendaraan pribadi masih jadi pilihan (79 persen). Selebihnya, 19,5 persen, menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke tempat kegiatan.

Tercatat ada 3,8 persen komuter ingin beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Akan tetapi, muncul keengganan karena tidak aman (43,6 persen), tidak nyaman (57 persen), tidak praktis (83,1 persen), jauhnya akses ke kendaraan umum (58,7 persen), waktu tempuh lama (83,1 persen), waktu tunggu lama (76 persen), dan biaya lebih mahal (62,3 persen).

Direktur Eksekutif 1 Forum Diskusi Transportasi Jakarta Adriansyah Yasin Sulaeman menuturkan, Jakarta mengalami transformasi yang cukup besar dalam pengembangan transportasi publik. Namun, tingkat penggunaan transportasi publik masih 18 persen. Ini berarti ada tantangan untuk mencari solusi pergantian moda.

Hal serupa terjadi di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Terdapat sekitar 17 juta warga tidak punya akses ke transportasi publik karena aksesibilitas berkisar 50-60 persen.

’’Pola pembangunan masih harus diubah. Studi tim JUTPI Phase 3 dapat menjadi acuan rangkaian master plan baru untuk masa depan yang lebih baik,” kata Adriansyah secara terpisah.

JUTPI Phase 3 nantinya akan menghasilkan kebijakan pengembangan urban dan proyek percontohan TOD. Peta acuan, misalnya, sebagai informasi usulan jaringan angkutan umum 2045 dan mendorong momentum peningkatan kualitas angkutan umum, serta berperan sebagai katalisator untuk implementasi TOD yang berkontribusi terhadap peningkatan mobilitas.

Peta rancangan jaringan perkeretaapian Jabodetabekjur 2045. Peta hasil kerja sama Forum Diskusi Transportasi Jakarta dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 ini merupakan usulan pengembangan transportasi Jabodetabek ke depannya.
Forum Diskusi Transportasi Jakarta/Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3
Peta rancangan jaringan perkeretaapian Jabodetabekjur 2045. Peta hasil kerja sama Forum Diskusi Transportasi Jakarta dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 ini merupakan usulan pengembangan transportasi Jabodetabek ke depannya.

Menurut Adriansyah, peta acuan menunjukkan bentuk penyempurnaan dari beberapa isu jaringan transportasi massal Jabodetabek saat ini. Jaringan kereta dikembangkan dengan sistem radial dari pusat ke luar kota sebagai urat nadi akses transportasi ke Jakarta dan sekitarnya.  

”Dengan menambahkan akses line circular di sekitar Bodetabek, akan memberikan akses transportasi antarkota. Lalu jalur di tengah kota harus dibuat lebih banyak agar akses ke pusat Jakarta makin banyak pilihan,” ucap Adriansyah.

Jalur paralel menuju ke Jakarta juga harus diperbanyak. Tujuannya agar ada alternatif pilihan menuju ke kota.

Suasana calon penumpang KRL yang memadati tangga Stasiun Juanda, Jakarta, Minggu (6/10/2024). Penumpang moda KRL pada hari tersebut mengalami lonjakan karena adanya kegiatan yang melibatkan konsentrasi massa di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas). Beberapa kegiatan tersebut antara lain pameran alutsista di Monumen Nasional dalam rangkaian HUT ke-79 TNI yang banyak menyedot pengunjung, Aksi Bela Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan juga kegiatan pengajian di Masjid Istiqlal. Akibat adanya konsntrasi massa yang bertumpuk, Stasiun Juanda memberlakukan sistem buka tutup arus calon penumpang di depan stasiun dan pengalihan sebagian calon penumpang ke Stasiun Sawah Besar. Pemberlakuan sistem ini untuk mencegah penumpukan calom penumpang di Stasiun Juanda. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO 6-10-2024
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Calon penumpang KRL yang memadati tangga Stasiun Juanda, Jakarta, Minggu (6/10/2024). Penumpang moda KRL pada hari tersebut mengalami lonjakan karena ada kegiatan yang melibatkan konsentrasi massa di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas).

Lintas daerah

Status daerah khusus Jakarta nantinya diyakini bakal mendorong terwujudnya peta acuan tersebut. Status ini berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta.

Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta Adrianus Satrio Adi Nugroho mengatakan, dalam undang-undang tersebut ada pasal terkait subsidi layanan angkutan umum lintas daerah secara proporsional. Ketentuan dalam Pasal 24 Ayat 2 poin f ini jadi salah satu harapan untuk memperbaiki transportasi umum lintas daerah. 

”Tinggal ditunggu turunan aturannya untuk adanya penyesuaian,” ujar Adrianus secara terpisah.

Dewan Transportasi Kota Jakarta juga tengah menyusun usulan untuk pengembangan transportasi Jabodetabek. Usulan ini, antara lain, revisi regulasi dan beberapa produk hukum baru tentang transportasi,  integrasi transportasi umum antara wilayah memerlukan lembaga yang lebih kuat, dan Jakarta menjadi pemimpin karena punya fiskal dan fondasi kuat.

Selain itu, pembiayaan harus jelas. Ini terutama jika sudah ada produk hukum mengenai subsidi angkutan umum dari Jakarta ke Bodetabek.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 November 2024 di halaman 12 dengan judul "JUTPI Fase 3, Masa Depan Jabodetabek".

Baca Epaper Kompas

Kerabat Kerja

Penulis:

Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
 | 

Editor:

Maria Susy Berindra
Komentar Pembaca
comment banner

Kirimkan Komentar Anda

Jadilah yang pertama memberikan komentar. Silakan masuk atau daftar akun untuk menggunakan fitur komentar.

Belum ada komentar.